Penumpang KRL Ingin Layanan Ditingkatkan
Depok (ANTARA News) - Sejumlah penumpang kereta rel listrik
(KRL) meminta kepada pihak manajemen kereta api untuk meningkatkan pelayanan
setelah adanya kenaikan harga karcis kereta commuter line Depok-Jakarta dan
Depok-Bogor dari Rp6.000 menjadi Rp8.000 per penumpang.
"Kalau harga karcis naik pelayanan juga harus naik,
kalau tidak sama juga bohong, mengencewakan masyarakat," kata salah
seorang penumpang kereta commuter line, Ani, ketika ditemui di Stasiun Depok
Lama, Senin.
Ia mengatakan tidak mempermasalahkan kenaikan harga karcis
jika memang tidak ada cara lain untuk meningkatkan pelayanan. "Kalau naik
Rp2.000 tak masalah," ujarnya.
Menurut dia hal yang mendesak dibenahi pihak manajemen
kereta adalah alat pendingin ruangan yang sering mati dan juga keterlambatan
jadwal keberangkatan dan kedatangan. "Sebagai karyawan, ketepatan waktu
kedatangan dan keberangkatan sangat penting, jangan sampai telat terus,"
keluh karyawan swasta di daerah Senen Jakarta tersebut.
Hal senada juga dikatakan warga Depok yang menggunakan
kereta commuter line, Hendrik. Ia mengatakan hal utama yang harus diperbaiki
oleh jasa layanan kereta adalah jadwal kereta yang sering terlambat.
Selain itu, fasilitas yang menunjang perjalanan kereta
perlu diperhatikan, "kalau sudah usang sepatutnya diganti," ujarnya.
Ia juga berharap ada tambahan rangkaian kereta untuk
menambah jadwal keberangkatan dan kedatangan kereta. "Kalau jadwal sudah
tepat saya yakin banyak yang beralih dari menggunakan mobil menjadi menggunakan
kereta," katanya.
Sementara itu Kapolres Depok Kombes Pol Mulyadi Kaharni
mengatakan pihaknya mengantisipasi terjadinya aksi anarkis jika terjadi
kemarahan penumpang terkait kenaikan tarif.
Banyaknya penolakan terhadap kenaikan tarif membuat Polres
Depok bersiaga, sebab terdapat lima stasiun yang berada di wilayah Depok, yakni
Stasiun Universitas Indonesia (UI), stasiun Pondok Cina, stasiun Depok Baru,
stasiun Depok, dan stasiun Citayam.
Polres Depok belum menerima informasi adanya peningkatan
ekskalasi kemarahan atau gerakan dari penumpang yang menolak kenaikan tarif.
"Kami sudah menerjunkan sepuluh personel gabungan di tiap-tiap
stasiun," ujarnya.
Sumber : http://www.antaranews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar